Batu Bacan adalah batu mulia atau batu permata yang berasal dari Pulau Kasiruta ( salah satu pulau di Provinsi Maluku Utara ) yang letaknya di sebelah barat Pulau Bacan. Saat ini batu bacan sangat disukai oleh para pecinta batu akik Indonesia dan luar negeri. Bahkan sejak awal tahun 2015 masyarakat Indonesia tengah demam batu akik, sehingga batu bacan pun harganya semakin melambung tinggi.
Sejarah Batu Akik Bacan
Batu bacan sudah dikenal sejak tahun 1960an. Batu bacan terdapat di pulau Kasiruta, jadi bukan pulau Bacan.
Mengapa dinamakan batu bacan ?
Karena pusat pemerintahan terdapat di Labuha, pulau Bacan maka batu tersebut dinamai batu bacan.
Pada masa itu, jenis batu bacan yang digemari masyarakat adalah warna hati hiu, kembang super dan warna biru.
Kenapa dikatakan batu bacan warna kembang super ?
Jawab : karena terdiri atas 3-4 warna.
Siapa yang pertama kali menggosok batu bacan ?
Orang yang menggosok batu bacan pertamakali bernama Muhammad tinggal di desa Amasing,Bacan.
Mengapa harga batu bacan antara duu dengan sekarang jauh berbeda ?
Dulu, batu bacan tidak dihargai semahal seperti sekarang karena dulu tidak ada pembeli lokal dan pembeli dari luar daerah.
Pada saat itu, tidak ada masyarakat yang mencari nafkah mencari batu bacan (penambang). Mata pencaharian masyarakat di pulau Kasiruta sebagai petani yang pergi ke kebun/ mencari damar. Kadang mereka menemukan batu bacan di sungai atau erosi (gunung yang longsor). Petani yang menemukan batu bacan biasanya menukar batu bacan dengan barang-barang sembako.
Pada tahun 1990an batu bacan berbentuk bongkahan kurang lebih 10 kg dengan jenis super pertama
kali dibeli oleh turis dari Singapura dengan uang ribuan dolar Singapura (yang nilainya ditukar Rupiah pada masa itu sebesar 7 juta ).
Bapak pemilik batu bacan bernama Anongko Golf tinggal di desa Palamea, pulau Kasiruta di sebelah barat. Sekarang desa Palamea sudah menjadi ibukota kecamatan Bacan Barat.
Pembelian batu bacan oleh orang singapura dengan harga yang masa itu cukup tinggi,menyebabkan batu bacan sudah mulai dikenal di kalangan penggemar batu mancanegara.
Selesai kerusuhan, sekitar tahun 2005 batu bacan mulai banyak peminat. Pembeli yang sangat berminat dengan batu bacan adalah kalangan dari Suku Tionghoa. Mereka membeli batu bacan dengan warna hijau dan biru.
Warna yang sangat digemari dan sangat mahal adalah warna hijau dan biru. Batu bacan warna merah juga mereka cari tetapi sangat sulit didapatkan batu bacan warna merah.
Mulai tahun 2009 sampai sekarang, pembeli suku Tionghoa dari Jakarta dan Luar Negeri datang langsung membeli bongkahan batu bacan ke lokasi penambangan di pulau Kasiruta dengan harga yang sangat mahal hingga ratusan juta lebih.
Sekarang ini, bongkahan batu bacan sudah sulit didapat. Ada penambang batu bacan mencari batu bacan bisa mendapatkan 1-2 minggu, ada juga selama berbulan-bulan tidak mendapatkan batu bacan di lokasi.
Penambang batu bacan selain penduduk lokal, ada juga yang berasal dari Manado, tetapi mereka tidak bertahan lama karena biaya penggalian sangat besar dan medan/ lokasi penambangan sangat sulit.
Ada penambang batu bacan yang meninggal jatuh korban karena tertimpa batu, tertimpa pohon, dan ada juga yang sakit.
Masyarakat penggemar batu di luar Maluku Utara yang mengenal batu bacan merasa heran dengan harga batu bacan yang begitu mahal.
Memang batu bacan mahal karena batu bacan sangat unik dan aneh. Banyak orang berpikir batu bacan seperti batu permata pada umumnya yang pertama kali ditemui harus jernih dan bening.
Mengapa batu bacan disebut batu hidup?
Silahkan sobat coba membeli batu bacan yang sudah bentuk mata cincin atau yang masih berbentuk bongkahan kemudian gosoklah sendiri atau minta gosokkan kepada pengrajin.
Jika sobat memakai cincin batu bacan warna hitam, maka proses persentuhan langsung antara batu bacan dengan kulit sobat akan mempercepat beningnya warna batu tersebut, hal ini terjadi karena bantuan panas tubuh sobat (batu bacan adalah batu yang hidup).
Mengapa batu bacan dikatakan batu proses?
Karena batu bacan sangat luar biasa ( kata salah satu pendatang asal Jakarta ), dia merasa heran kenapa batu yang tadinya hitam, dalam beberapa bulan berubah menjadi hijau.
Batu yang tadinya disenter tidak tembus dan berwarna hitam, sekarang hitamnya sudah menjadi titik-titik dan berubah warnanya menjadi hijau yang sudah tembus.
Hati-hati banyak batu lain yang mirip dengan batu bacan. Batu tersebut pada umumnya ditemui pertama kali langsung bening.
Ada batu bacan yang tidak proses, batu sudah mati. Dagingnya dan warna batunya bagus, tetapi batu
tersebut sudah tidak memiliki cahaya.
Sumber Asli : http://www.batu-bacan.com/2012/11/11/sejarah-batu-bacan/
Baca juga Mbah Tri Seorang Pengrajin Batu Akik Kebumen
Batu Akik Bacan
Sejarah Batu Akik Bacan
Batu bacan sudah dikenal sejak tahun 1960an. Batu bacan terdapat di pulau Kasiruta, jadi bukan pulau Bacan.
Mengapa dinamakan batu bacan ?
Karena pusat pemerintahan terdapat di Labuha, pulau Bacan maka batu tersebut dinamai batu bacan.
Pada masa itu, jenis batu bacan yang digemari masyarakat adalah warna hati hiu, kembang super dan warna biru.
Kenapa dikatakan batu bacan warna kembang super ?
Jawab : karena terdiri atas 3-4 warna.
Siapa yang pertama kali menggosok batu bacan ?
Orang yang menggosok batu bacan pertamakali bernama Muhammad tinggal di desa Amasing,Bacan.
Mengapa harga batu bacan antara duu dengan sekarang jauh berbeda ?
Dulu, batu bacan tidak dihargai semahal seperti sekarang karena dulu tidak ada pembeli lokal dan pembeli dari luar daerah.
Pada saat itu, tidak ada masyarakat yang mencari nafkah mencari batu bacan (penambang). Mata pencaharian masyarakat di pulau Kasiruta sebagai petani yang pergi ke kebun/ mencari damar. Kadang mereka menemukan batu bacan di sungai atau erosi (gunung yang longsor). Petani yang menemukan batu bacan biasanya menukar batu bacan dengan barang-barang sembako.
Pada tahun 1990an batu bacan berbentuk bongkahan kurang lebih 10 kg dengan jenis super pertama
kali dibeli oleh turis dari Singapura dengan uang ribuan dolar Singapura (yang nilainya ditukar Rupiah pada masa itu sebesar 7 juta ).
Bapak pemilik batu bacan bernama Anongko Golf tinggal di desa Palamea, pulau Kasiruta di sebelah barat. Sekarang desa Palamea sudah menjadi ibukota kecamatan Bacan Barat.
Pembelian batu bacan oleh orang singapura dengan harga yang masa itu cukup tinggi,menyebabkan batu bacan sudah mulai dikenal di kalangan penggemar batu mancanegara.
Selesai kerusuhan, sekitar tahun 2005 batu bacan mulai banyak peminat. Pembeli yang sangat berminat dengan batu bacan adalah kalangan dari Suku Tionghoa. Mereka membeli batu bacan dengan warna hijau dan biru.
Warna yang sangat digemari dan sangat mahal adalah warna hijau dan biru. Batu bacan warna merah juga mereka cari tetapi sangat sulit didapatkan batu bacan warna merah.
Mulai tahun 2009 sampai sekarang, pembeli suku Tionghoa dari Jakarta dan Luar Negeri datang langsung membeli bongkahan batu bacan ke lokasi penambangan di pulau Kasiruta dengan harga yang sangat mahal hingga ratusan juta lebih.
Sekarang ini, bongkahan batu bacan sudah sulit didapat. Ada penambang batu bacan mencari batu bacan bisa mendapatkan 1-2 minggu, ada juga selama berbulan-bulan tidak mendapatkan batu bacan di lokasi.
Penambang batu bacan selain penduduk lokal, ada juga yang berasal dari Manado, tetapi mereka tidak bertahan lama karena biaya penggalian sangat besar dan medan/ lokasi penambangan sangat sulit.
Ada penambang batu bacan yang meninggal jatuh korban karena tertimpa batu, tertimpa pohon, dan ada juga yang sakit.
Masyarakat penggemar batu di luar Maluku Utara yang mengenal batu bacan merasa heran dengan harga batu bacan yang begitu mahal.
Memang batu bacan mahal karena batu bacan sangat unik dan aneh. Banyak orang berpikir batu bacan seperti batu permata pada umumnya yang pertama kali ditemui harus jernih dan bening.
Mengapa batu bacan disebut batu hidup?
Silahkan sobat coba membeli batu bacan yang sudah bentuk mata cincin atau yang masih berbentuk bongkahan kemudian gosoklah sendiri atau minta gosokkan kepada pengrajin.
Jika sobat memakai cincin batu bacan warna hitam, maka proses persentuhan langsung antara batu bacan dengan kulit sobat akan mempercepat beningnya warna batu tersebut, hal ini terjadi karena bantuan panas tubuh sobat (batu bacan adalah batu yang hidup).
Mengapa batu bacan dikatakan batu proses?
Karena batu bacan sangat luar biasa ( kata salah satu pendatang asal Jakarta ), dia merasa heran kenapa batu yang tadinya hitam, dalam beberapa bulan berubah menjadi hijau.
Batu yang tadinya disenter tidak tembus dan berwarna hitam, sekarang hitamnya sudah menjadi titik-titik dan berubah warnanya menjadi hijau yang sudah tembus.
Hati-hati banyak batu lain yang mirip dengan batu bacan. Batu tersebut pada umumnya ditemui pertama kali langsung bening.
Ada batu bacan yang tidak proses, batu sudah mati. Dagingnya dan warna batunya bagus, tetapi batu
tersebut sudah tidak memiliki cahaya.
Sumber Asli : http://www.batu-bacan.com/2012/11/11/sejarah-batu-bacan/
Baca juga Mbah Tri Seorang Pengrajin Batu Akik Kebumen
No comments
Post a Comment